Tenteram

Tenteram, sebuah kondisi hati yg tenang, aman, damai, bahagia; sebuah kondisi yg hanya dapat dicapai dgn satu cara, walaupun cara itu terkadang bisa didapatkan oleh seorang manusia setelah melalui beberapa peristiwa hidupnya, termasuk peristiwa kesalahan. Manusia hidup bisa terjatuh pada kesalahan, namun fitrah kebaikannya akan mengajaknya bangkit untuk bertaubat, kembali kepada kebenaran, kembali kepada Allah.

Seorang yg tumbuh dalam lingkungan tersosialisasi ateisme sekalipun, atau kesyirikan, kekufuran, kebidahan, kedhzaliman maupun kefasikan, fitrahnya akan terus mengajaknya bangkit menuju kepada hidayah Allah, cahaya yang menghilangkan segala kegelapan hati. Hati nuraninya akan terus menariknya kepada jalan kebahagiaan hakiki, ketenteraman sejati. Selama penghalang² hidayah berupa penyakit² hati seperti ujub, takabbur, egois, dsb. tidak terlalu berkerak tebal mengakar, maka fitrah / hati nurani dibantu dgn akal sehat yg jernih akan mampu menembus semak belukar & asap gelap syubhat kerancuan syaithoni yg dibalut gemerlap syahwat pernak-pernik duniawi.

Setelah berhasil menembus berbagai rintangan & mencapai kondisi taubat yg merupakan gerbang kebahagiaan, mulailah ketenteraman itu terasa, menyebar ke seluruh jiwa. Seluruh beban terasa telah diangkat pergi, jiwa pun ringan melayang mengikuti cahaya hidayah.

” … Sesungguhnya Allah memberi petunjuk orang yg bertobat kepada-Nya.
(yaitu) orang-orang yang beriman
dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan,
mereka mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. “
(dari QS. Ar-Ra’d 27-29)

Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram, hanya dengan beriman kepada Allah, berbuat kebajikan, hanya dengan Islam hati menjadi tenteram.

Bagaimana tidak tenteram, jika para Malaikat yang di atas langit tertinggi pun mendoakan orang-orang tersebut, sebagaimana dalam QS. Al-Mukmin : 7

“(Malaikat-malaikat) yg memikul ‘Arsy & malaikat yg berada di sekelilingnya
bertasbih memuji Tuhannya & mereka beriman kepada-Nya
serta memintakan ampun bagi orang² yg beriman (seraya mengucapkan):

“Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu,
maka berilah ampunan kepada orang² yg bertaubat & mengikuti jalan-Mu
& peliharalah mereka dari siksaan neraka yg menyala-nyala, “

Bagaimana tidak tenteram, sedangkan Nabi kita yang mulia selalu mendoakan kita di dalam sholat beliau ﷺ ..

‘Aisyah – radhiyallahu ‘anha – berkata,
“Ketika aku melihat Nabi ﷺ sedang tenang, aku berkata,
“Wahai Rosulullah, do’akanlah aku..”

Beliau bersabda,
“Ya Allah ampunilah ‘Aisyah.. dosa-dosanya yg telah berlalu maupun yg akan datang, yg rahasia maupun yg terang-terangan..”

Maka ‘Aisyah tertawa hingga kepalanya jatuh di pangkuan beliau.
Rosulullah ﷺ bersabda, “Apakah do’aku tadi membuatmu senang..?”
‘Aisyah menjawab, “Aku sangat senang dengan do’amu..”

Beliau bersabda,
“Demi Allah, itu adalah do’aku untuk ummatku di setiap sholat..”
.

Bagaimana kita tidak mencintai beliau ﷺ , bagaimana kita tidak mencintai Allah ﷻ yg telah menetapkan tulisan seluruh kisah kehidupan ini. Air mata tentu akan berlinang bahkan menetes mengetahui bagaimana cintanya Nabi kepada kita tersebut yg juga menunjukkan betapa besar Rahmat Allah kepada kita.

Ketenteraman yg sudah menyebar ke seluruh jiwa tersebut perlu selalu dijaga, disiram, dipupuk, dibiarkan terkena cahaya, dijaga dari hama², tanaman & binatang perusak, dilindungi dari angin kencang yg berbahaya, agar dapat terus tumbuh berkembang & menguat, di samping agar ia tetap selamat dalam mengarungi ujian kehidupan ini, juga agar dapat menyebar luas mengajak saudara²nya yg lain, mulai dari yg terdekat.

Benar, perjalanan indah baru dimulai ketika telah mencapai gerbang tadi, ujian bentangan padang rumput hijau, sungai, lembah, tebing dengan segala isinya telah siap menanti, atau padang pasir, gunung salju, hutan hijau belantara, pedesaan atau perkotaan, berbagai jenis ujian bisa saja telah terpasang untuk menguji bagaimana ia bisa menjaga ketenteraman itu. Ketenteraman itu berbanding lurus dengan ketaatan kepada Allah, semakin taat kepada Allah semakin kuatlah ingatnya kepada Allah & semakin tenteramlah ia.

Untuk semakin taat, seorang butuh semakin mengenal, artinya ia butuh ilmu, berupa Quran & Sunnah dan semua ilmu untuk memahaminya dengan baik & benar. Semakin diketahui, dipahami, diamalkan & didakwahkan maka akan semakin kuat. Dan semua itu butuh kesabaran, juga teman utk saling menasihati dengan kebenaran & kesabaran. Jika semua ini benar² dijalani di jalan Allah dengan tulus ikhlas & mengikuti Rasul maka itu semua akan terasa indah & tenteram. Dan website tenteram.my.id semoga dapat turut serta dalam usaha ini, semoga Allah mudahkan urusan kita, aamiin.

Selamat menjelajahi isi website ini, selamat membaca, semoga bermanfaat.. aamiin..

referensi:
HR. Ibnu Hibban dalam shohihnya no. 7111 & dihasankan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth & Syaikh Al-Albani dalam silsilah shohihah no. 2254 – https://bbg-alilmu.com/archives/52539